Goa Selomangleng: Jejak Sejarah Kerajaan Kahuripan di Kota Kediri
Goa Selomangleng merupakan salah satu peninggalan bersejarah di Kota Kediri yang membawa cerita rakyat, legenda, dan sejarah masa lalu. Seperti banyak tempat wisata lainnya, seperti petilasan Bancalono dan Sendang Drajat di kawasan Gunung Lawu, Goa Selomangleng juga memiliki kisah menarik, yaitu tentang Dewi Kilisuci. Goa Selomangleng terbentuk dari batu andesit hitam yang ukurannya cukup besar. Dilihat dari kejauhan terlihat sangat menyolok. Di dalam Goa Selomangleng ini terdapat cukup banyak relief yang menghiasi dinding gua.
Lokasi Goa Selomangleng
Goa Selomangleng terletak di sebelah utara Kediri, yaitu Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Goa ini dibuka sebagai destinasi wisata di Kediri. Akses menuju ke Goa Selomangleng cukup bagus. Selain menyuguhkan pesona alam yang eksotis, gua ini juga mengandung kisah sejarah yang berharga.
Sejarah tentang Goa Selomangleng
Pada masa lalu, Goa Selomangleng adalah tempat pertapaan Dewi Kilisuci. Menurut Prasasti Cane (102) - Prasasti Turun Hyang (1035),Dewi Kilisuci memiliki nama asli Sanggramawijaya Tunggadewi, yang merupakan putri dari Raja Airlangga, pemimpin Kerajaan Kahuripan.
Sanggramawijaya Tunggadewi adalah salah satu dari tiga pewaris takhta Kerajaan Kahuripan dan bahkan pernah menduduki jabatan tertinggi, yakni rakryan mahamantri, setelah raja. Namun, menurut serat Calon Arang, ia memutuskan untuk menolak warisan tahta dan akhirnya lenih memilih menjadi seorang pertapa. Goa Selomangleng merupakan tempat pertapaannya, dan di sini ia dikenal sebagai Dewi Kilisuci.
Meskipun alasan pasti Sanggramawijaya Tunggadewi memilih mengasingkan diri tidak sepenuhnya jelas, ada sumber yang menyatakan bahwa tindakannya ini mungkin dilakukan untuk melindungi warga Kahuripan dari potensi marabahaya yang mungkin terjadi akibat perselisihan antara kedua putranya Raja Airlangga.
Sebelum Sanggramawijaya Tunggadewi memutuskan untuk menjalani kehidupan sebagai pertapa, Raja Airlangga telah membagi Kerajaan Kahuripan kepada dua putranya. Samarawijaya diberikan wilayah Kerajaan Panjalu, sementara Mapanji Garasakan menjadi raja Kerajaan Jenggala. Kedua saudara ini terlibat dalam persaingan kekuasaan yang akhirnya dimenangkan oleh Kerajaan Panjalu, yang kemudian menjadi cikal bakal Kerajaan Kadiri.
Saat perseteruan dua saudara lelaki itu mencapai puncaknya, Sanggramawijaya Tunggadewi memilih hidup dalam kesunyian dan menyepi di Goa Selomangleng. "Selomangleng" terdiri dari dua kata dalam bahasa Jawa, yakni "selo" yang berarti "baru" dan "mangleng" yang berarti "miring." Ini mencerminkan kondisi geografis gua, yang tampak seperti batu yang miring.
- 📍Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri
Terima kasih telah mengunjungi dan membaca eksplorasi tentang Goa Selomangleng: Jejak Sejarah Kerajaan Kahuripan di Kota Kediri di situs web ini. Semoga eksplorasi yang kami sajikan bermanfaat. Untuk informasi menarik dan artikel lainnya, kamu bisa eksplorasi lebih lanjut di goplorasi.com!
Leave a comment